Guru Rantau Culamega
Tak ada yang tahu tentang nasib
seseorang, begitu juga dengan saya dan beberapa orang kawan yang kemudian di
pertemukan di tanah Culamega, lantaran harus mengemban amanah menjadi guru di sini,
di Culamega. Meski tempat tugas (SD)
kami tak sama, kesamaan nasib menjadi guru
yang jauh dari rumah, kemudian menggiring kami untuk membentuk sebuah
komunitas yang diberi nama Komunitas Guru Rantau Culamega. Tentu hal ini
selepas melewati proses diskusi ngalorngidul, tentang untuk apa dan bagaimana
Komuintas ini harus dibangun.
Menjadi pegawai negeri termasuk menjadi guru SD di Culamega kami
pikir adalah salah satu hal yang tidak dikehendaki banyak orang, kecuali
penduduk asli di sini. Ada banyak hal yang menjadi penyebab, salah satunya
karena Culamega merupakan salahsatu kecamatan terisolir di Kabupaten Tasikmalaya.
Pembangunan insfrastruktur terkesan lamban, hal ini bisa dilihat dari
keberadaan jalan yang hampir di setiap desa yang tersebar di kecamatan ini,
rusak parah. Bukti kongkrit bisa dilihat dari fakta bahwa banyak guru yang
ditempatkan di Culamega, setelah menerima SK lantas memutuskan untuk segera
pindah ke sekolah terdekat dengan halaman rumahnya, atau ke tempat-tempat yang
sedikit berada di perkotaan. Hal ini
membuat keberadaan guru PNS di setiap sekolah termasuk SD sangat sedikit.
Mulanya, hal ini terjadi juga pada masing-masing individu anggota Komunitas
Guru Rantau Culamega. Perasaan tidak kerasaan yang berbuntut perasaan ingin
pindah, hinggap. Seiring waktu, sedikit demi sedikit setelah melalui proses
diskusi di komunitas yang kami bangun bersama tercetus sebuah pemikiran
bahwasannya masing-masing di antara kami akan berusaha bertahan di
Culamega sampai suatu ketika setelah
kami merasa ada sesuatu yang dapat kami tinggalkan di sini.
0 komentar:
Posting Komentar